Sebagai orang yang sangat kuat keterikatan batinnya dengan Palestina, dan pernah mengalami sendiri tragedi yang dialami rakyat Palestina, dia menjadi salah seorang penentang gigih Zionisme.
Hingga kematiannya, Al-Faruqi tetap berpendapat bahwa negara Israel harus dirobohkan, dan rakyat Palestina berhak melakukan aksi melawan mereka.
Pendidikan pertama diperoleh Al-Faruqi di Masjid dan kemudian di sekolah biara yang menggambarkan bahasa Prancis sebagai bahasa pengantar.
Dari Masjid ke Biara, perubahannya sangat besar, sangat berbeda, tetapi ini memberikannya bekal dalam memandang agama dan kebudayaan-kebudayaan yang berbeda.
Sebagai orang yang berpendidikan baik, berasal dari keluarga terpandang, dan reputasi yang terus meroket Al-Faruqi mudah segera diajak bergabung dalam kegiatan politik. Pada usia dia puluh empat tahun, dia menjadi Gubernur Galilea.
Tetapi sebelum dia matang sepenuhnya, pembentukan negara Israel memaksanya untuk meninggalkan masyarakatnya. Dia mula-mula pindah ke Lebanon, dimana dia mendaftar di American University of Beirut dan kemudian ke Amerika untuk mengambil doktor di bidang Filsafat.
Kesulitan keuangan membuatnya berhenti sekolah dan menjadi pengusaha untuk beberapa tahun. Tetapi kerinduannya akan kehidupan akademis tidak pernah pupus. Al-Faruqi akhirnya kembali ke sekolah, ke Indiana University Bloomington, dan menyelesaikannya doktornya di bidang Filsafat Barat.
Bersambung.....
Al-Fatikha.....
Sumber: Atlas Budaya Islam
Foto: Surau.co
Penyadur: Abdul Chalim
