Pada kisaran bulan Mei 1942, ketika masa awal tentara Jepang merangsek ke tanah Jawa, para Kiai ditahan dan dijebloskan ke penjara. Kiai Hasyim Asy'ari juga berada dalam radar pemerintah Jepang, yang dianggap tokoh kharismatik kaum Muslim di Nusantara.
Kiai Hasyim di penjara di Jombang, kemudian dipindahkan ke penjara Mojokerto, Jawa Timur. Akhirnya, Hadratus Syaikh dipenjara di Kloben, Surabaya.
Kiai Hasyim menolak tunduk pada kebijakan pemerintah Jepang untuk menyembah matahari.
Bahkan, beliau memberi fatwa haram terhadap tindakan Seikere, yakni membungkukkan badan sembilan puluh derajat terhadap arah Tokyo untuk memberi penghormatan terhadap Tenno Heika, Sang Raja Jepang.
Hadratus Syaikh akhirnya dibebaskan setelah dipenjara selama 7 bulan, dengan pendekatan diplomatik yang dilakukan Kiai Wahab Chasbullah dan Kiai Abdul Wachid Hasyim.
Dialog dan komunikasi intensif dilakukan dengan Saikoo sikikaan, panglima Besar tentara Jepang di Jakarta.
Bersambung.....
