Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

"Maziltu Thaliban مازلت طالبا" (Selamanya Saya Seorang Santri)

Senin, 23 Oktober 2023 | Oktober 23, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-10-23T13:42:39Z

Oleh: Bang Oemar*

mercusuar867 - Frase "Maziltu Thaliban" kemudian menjadi kian populer seiring dengan diresmikannya Hari Santri Nasional. Bahkan slogan ini makin banyak dijumpai di beberapa aksesoris santri seperti kaos dan sebagainya. Maziltu Thaliban; yang artinya "selamanya saya seorang santri".

Secara kronologis, frase "Maziltu Thaliban" ini berawal dari kisah Kiai Ihya Pujon ketika dipanggil oleh Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki ke Malaysia. Pengasuh Pondok Nurul Haromain itupun berangkat ke Malaysia memenuhi panggilan gurunya, Abuya Al Maliki.

Sebelum Abi Ihya tiba di Malaysia, Abuya Al Maliki dawuh kepada orang-orang Malaysia, bahwa sebentar lagi akan datang Kiai besar dari Indonesia. Tentu, orang-orang Malaysia penasaran dan turut menyambut kedatangan Abi Ihya ke bandara.

Setibanya di bandara Malaysia, Kiai Ihya disambut semarak orang-orang Malaysia layaknya menyambut kedatangan ulama besar. Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki yang juga ikut menyambut kedatangan santrinya itu seketika dawuh kepada Kiai Ihya,

" إِحْيَاءْ، تَعاَلْ..! أنْتَ كِيَاهِي كَبِيرْ؟ مَازِلْتَ طَالِبًا... "

"Ihya, kesini. Kamu sudah jadi Kiai besar sekarang? Ingat, selamanya kamu tetap santri".

Kiai Ihya tertegun. Rupanya Abuya Al Maliki gurunya tidak ingin ada lintasan kesombongan yang terbersit di hati Kiai Ihya seiring dengan sambutan orang-orang Malaysia yang luar biasa ini. Makanya, Abuya Al Maliki menegaskan kembali kepada santrinya,

"Mazilta Tholiban; selamanya kamu adalah santri."

Redaksi aslinya memang "Mazilta Tholiban", sebagaimana dawuh Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki kepada Kiai Ihya, santrinya. Namun dalam perkembangannya, redaksi itu banyak dipakai oleh kaum santri untuk menegaskan bahwa dirinya adalah santri selamanya. Sehingga yang banyak beredar menjadi "Maziltu Thaliban; selamanya saya adalah santri".

Lafadz "Maziltu Thaliban" yang bermakna "selamanya saya seorang santri" memiliki konsekuensi yang harus terus dijaga oleh seorang santri. Bahwa seorang santri harus terus mengaji dan menimba ilmu. Terus selalu berkhidmah kepada umat. Selalu berjiwa qonaah dan bersahaja. Dan yang terpenting, senantiasa sendiko dawuh, manut dan terus berkhusnuddon kepada gurunya.

Selamat Hari Santri Nasional

Yassalam...

*Ketua Hawariy Ash Shofwah Al Malikiyyah
×
Berita Terbaru Update