Salah satu sifat Habib Umar bin Hafidz yang layak diteladani adalah kerendahan hati atau sikap tawadhu'nya. Sikap tawadhu Habib Umar bin Hafidz ini terekam antara lain saat ia menghadiri sebuah majelis yang diasuh oleh Abu Bakar al-Masyhur, seorang Ulama asal kota Ahwar, Yaman Selatan, yang juga sangat berpengaruh hari ini.
Ketika tiba dimajlis tersebut, beberapa orang Ulama, termasuk Habib Abu Bakar al-Masyhur, duduk di kursi yang sudah dipersiapkan. Namun saat itu, Habib Umar bin Hafidz tidak langsung menduduki kursi yang sudah disediakan, melainkan duduk di lantai di depan Habib Abu Bakar al-Masyhur.
Dalam rekaman tersebut, tampak beberapa orang memaksa Habib Umar bin Hafidz untuk duduk sejajar dengan beberapa Ulama lainnya. Meskipun Habib Umar bin Hafidz menolak, namun karena Habib bin Abu Bakar al-Masyhur memaksanya.
Habib Umar bin Hafidz pun bangkit dan duduk di kursi yang sudah disediakan untuknya. Sikap yang di tunjukkan oleh Habib Umar bin Hafidz tersebut merupakan cerminan dari ketawadhu'an seorang Ulama.
Secara etimologi, kata tawadhu' bersal dari kata wadha'a yang berarti merendahkan, serta juga berasal dari kata ittadha'a dengan arti merendahkan diri. Di samping itu, kata tawadhu' juga diartikan dengan rendah terhadap sesuatu.
Sedangkan secara istilah, tawadhu' adalah menampakkan kerendahan hati kepada sesuatu yang diagungkan. Bahkan, ada juga yang mengartikan tawadhu' sebagai tindakan berupa mengagungkan orang karena keutamaannya, menerima kebenaran dan seterusnya.
Bersambung.....