Keduanya menjalin persahabatan dan semakin akrab setelah Uzun Hasan menikahkan adik perempuannya dengan Junaid.
Setelah itu, keduanya bersekutu menghadapi Dinasti kara Koyunlu. Namun sebelum cita-cita itu tercapai, Junaid meninggal dunia, dan digantikan oleh putranya, Haidar.
Pada masa kepemimpinan Haidar, para pengikut Safawiyah memiliki atribut berupa serban merah yang berumbai dua belas yang disebut Qizilbash (kepala merah).
Rumbai dua belas ini melambangkan Syiah Dua Belas dan berpengaruh menumbuhkan fanatisme dan militansi para pengikut Syiah.
Perjuangan politik Safawiyah baru berhasil pada masa kepemimpinan Isma'il Safawi, Putra Haidar. Selama 5 tahun dari tahun 1494-1499 M, Isma'il dan para pengikutnya menghimpun kekuatan di Milan untuk menaklukkan AK Koyunlu, yang telah berhasil mengalahkan Kara Koyunlu.
Persekutuan antara gerakan Safawiyah dengan AK Koyunlu pecah akibat persaingan politik. Haidar terbunuh pada suatu pertempuran di Syirwan.
Perjuangannya kemudian dilanjutkan oleh Isma'il dan bersama pasukan Qizilbashnya berhasil menaklukkan Syirwan.
Setelah itu Isma'il menuju ke wilayah AK Koyunlu dalam suatu pertempuran yang sengit di Sharur dekat Nakchifan pada tahun 2501 M, Isna'il berhasil memenangkan peperangan dan memasuki Tabriz , ibu kota Dinasti AK Koyunlu.
Pada tahun itu juga disebut memproklamasikan berdirinya Dinasti Safawi dan menyatakan dirinya sebagai Syah (Raja) yang pertama. Para pengikut menganggap Isna'il sebagai pemimpin besar.
Dia menjadi tokoh Sentral, tidak hanya sebagai pemimpin pemerintahan, tetapi juga sebagai pemimpin keagamaan. Bahkan sebagian pengikutnya menganggapnya sebagai manifestasi Tuhan dipermukaan bumi.
Bersambung.....
