Mercusuar867 - Imam Malik misalnya tidak merasa tersaingi dan marah meskipun memiliki perbedaan pandangan dengan muridnya, Imam Syafi'i. Justru mereka tetap saling menghargai satu sama lain.
Imam Syafi'i menunjukkan rasa hormatnya yang begitu tinggi kepada Imam Malik sebagai gurunya, walaupun berbeda pandangan dalam soal hukum Fiqih tertentu.
Sebaliknya, Imam Malik tetap mencintai Imam Syafi'i sebagai gurunya dan dengan rendah hati menyarankannya untuk mengikuti pandangan muridnya bila ternyata pandangan sendiri keliru.
Kehidupan beragama seperti inilah yang ditekankan oleh Habib Umar bin Hafidz lewat gagasannya mengenai pentingnya umat Islam melakukan perkara-perkara yang terhormat tersebut diatas.
Bahkan dalam salah satu pernyataannya, Habib Umar bin Hafidz menegaskan bahwa amar ma'ruf harus dengan cara yang ma'ruf dan nahi munkar harus dengan cara yang ma'ruf.
Konsep ini menegaskan esensi dakwah yang sebenarnya, bahwa dakwah itu mengajak dan bukan mengejek.
Pernyataan dan gagasan Habib Umar bin Hafidz ini begitu berkesan pada banyak orang. Sebab, di tengah-tengah terjadinya banyak ketegangan dalam kehidupan umat beragama.
Gagasan-gagasan Habib Umar bin Hafidz seakan menawarkan kesegaran pemahaman dan jalan baru yang mesti harus di lalui oleh setiap Umat Islam yang menginginkan keagungan dan kemuliaan agama Alloh ini tegak di bumi Pertiwi.
Bersambung.....