mercusuar867 - Di Makkah, Muhammad Saqqaf mengaji kepada Syaikh Marzuki, seorang keturunan Arab kelahiran Palembang, yang mengajar di Masjidil Haram. Ketika mengaji dengan Syaikh Marzuki, Saqqaf berkawan dengan Haji Abdul Qadir Lombok dan Haji Mawardi, santri asal Betawi.
Perkenalan dengan Haji Mawardi, mendekatkan Saqqaf ke Madrasah legendaris di tanah Suci, yaitu Madrasah Shaulatiyyah merupaka Madrasah penting di Makkah, yang dikenal hingga penjuru dunia.
Hal ini karena murid-murid Madrasah ini menjadi Ulama penting di beberapa Negara. Di Madrasah ini, Saqqaf bertemu dengan Syaikh Habib Muchsin al-Musawa dan Syaikh Hasan Muhammad al-Massiath yang menjadi gurunya.
Ketika masuk Madrasah Shaulatiyyah, Muhammad Saqqaf di uji oleh Syaikh Hasan Muhammad al-Masysyath.
Di Madrasah Shaulatiyyah, Muhammad Saqqaf menjadi santri yang Istimewa karena kecerdasan dan ketekunannya. Ia menyelesaikan studinya dengan pridikat Mumtaz (Summa Cumlaude) pada 22 Dzulhijjah 1353 H.
Setelah lulus di Madrasah Shaulatiyyah, Muhaimin Saqqaf tidak langsung pulang, akan tetapi terus mengaji serta menunggu adiknya Muhammad Faishol yang masih belajar.
Saqqaf bermukim di tanah Arab selama12 tahun, pada 13 musim Haji. Ia menggantikan nama menjadi Muhammad Zainuddin ketika berada di Makkah.
Bersambung.....