Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

4 (Empat) Sayid Husein Nasr (Teheran, Iran, 1933)

Senin, 11 Desember 2023 | Desember 11, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-12-12T00:24:49Z
mercusuar867 -  Seperti terlihat dari karya-karyanya, pemikiran Nasr sangat komplek dan multidimensional. Ia mampu membahas berbagai topik, mulai dari Sains, filsafat Islam, Sufisme, perenialisme, sampai kepada masalah-masalah yang dihadapi manusia dan peradaban modern. 

Menyimak pemikirannya tentang konformitas  Islam dengan dunia modern, sebagaian ahli memasukkan Nasr kedalam kelompok pemikir "Neomodernis" Muslim. Nasr yakin Islam dalam karakter Universal dan perenialnya, mampu menjawab tantangan dan krisis dunia modern. 

Masih dalam kerangka neo-modernisme Islam, ia adalah pengkritik tajam barat, sementara berusaha menggali dan membangkitkan warisan pemikiran Islam. 

Pada saat yang sama, Nasr dengan penuh semangat mengkritik pemikir-pemikir modernis Muslim seperti, Jamaluddin  al-afghani, Muhammad Abduh, Ahmad Khan, atau Sayid Ameer Ali (1859-1928), pengarang buku the spirit of Islam, 1922.

Menurutnya tokoh-tokoh ini adalah penyebar westernisme, dan Sekulerisme fi dunia Muslim. Mereka adalah orang-orang yang mengecilkan atau bahkan menolak unsur-unsur ajaran dan warisan pemikiran Islam yang mereka pandang tidak sesuai dengan pemikiran dan perkembangan modern. 

Memandang kritiknya terhadap modernisme Islam, Nasr boleh dikatakan seorang pemikir "neo modernis." Modernisme baru mengambil bentuk serta menghidupkan kembali Islam "tradisional". 

Dalam kerangka ini, Nast memahami " tradisional Islam" Sebagai kepenganutan yang teguh pada tradisi yang suci dan mengandung kebijaksanaan perenial (abadi). 

Lebih terperinci ia menjelaskan bahwa Muslim tradisional adalah Muslim yang: (1) menerima al-Qur'an sepenuhnya sebagai firman Allah Swt, baik dalam isi maupun bentuk; (2) mengakui al-Kuttub as-Sittah (enam Kitab kumpulan Hadits standar). 

(3) mengandung tasawuf atau tarekat sebagai dimensi batin dan jantung pematuhan Islam; dan (4) selalu berangkat dari realisme sesuai dengan norma-norma Islam dalam segi politik. 

Bersambung..... 



×
Berita Terbaru Update