mercusuar867 - Melihat pemikiran tentang tradisionalisme Islam dan keyakinannya mengenai kemampuan Islam menjawab tantangan dunia modern, Nasr bisa juga digolongkan kedalam kelompok pemikir "neo-tradisionalis".
Dunia modern, dalam pengamatan Nasr, ditandai oleh kecemasan terhadap bahaya perang, krisis ekologi, dan polusi udara dan air. Masalah yang paling akut yang dihadapi manusia modern bukan muncul dari situasi underdevelopment (keterbelakangan), tetapi justru dari overdevelooment (keterlalumajuan).
Lebih dari itu, semua masalah dan krisis peradaban modern berakar pada polusi jiwa manusia yang muncul begitu manusia Barat mengambi alih peran ketuhanan dimuka bumi dengan menyingkirkan dimensi ilahi dari kehidupannya.
Manusia modern mencoba "hidup dengan roti semata", " membunuh " Tuhan, dan menyatakan independensinya dari kehidupan akhirat. Mereka melakukan desakralisasi alam untuk kemudian mengeksploitasinya secara sewenang-wenang.
Nasr memandang manusia modern memperlakukan alam seperti memperlakukan pelacur, mengambil kepuasan dari alam tanpa rasa tanggung jawab apapun.
Ditengah krisis manusia dan peradaban modern Barat, kaum Muslim diperbagai wilayah dunia Islam, menurut Nasr, terpisah menjadi dua kelompok: (1) mereka terjebak dalam krisis dunia modern karena mengikuti pola Barat secara sembrono, dan (2) mereka yang tetap setia kepada nilai-nilai tradisional Islam.
Kelompok yang terakhir ini masih mengamalkan ibadah dan ritual agama, berpegang pada hukum agama (Syariat), dan menghormati Ulama serta para wali.
Bersambung.....