mercusuar867 - Keberhasilan gerakan ini menyebabkan Dinasti Qajar harus menanggung hutang sebesar 500.000 poundsterling, sebagai kompensasi atas pembatalan kondensasi yang telah dibuat tersebut.
Sebagai langkah untuk menutup utang tersebut dan utang-utang lainnya, serta untuk membayar turnya ke Eropa, Nasiruddin Syah kemudian menoleh ke Rusia untuk mendapatkan pinjaman. Rusia tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dan langsung memberikan bantuan finansial.
Kejadian tersebut menandai naiknya kembali pengaruh Rusia dalam pemerintahan Dinasti Qajar, menggantikan kedudukan Inggris.
Kembalinya pengaruh Rusia semakin mendorong perlawanan Rakyat atas Dinasti Qajar dan hegemoni kekuatan asing. Berbagai organisasi Rahasia yang bergerak dibawah tanah bermunculan dan secara aktif mengadakan agitasi untuk membangkitkan perlawanan Rakyat.
Kritik dan oposisi orang Iran di luar negeri, seperti di Inggris, Prancis, dan Turki Utsmani, semakin, intensif, terutama melalui media massa. Sebagian Ulama yang antara lain dipelopori oleh Jamaluddin al-Afghani terus melakukan protes.
Kendati demikian, Syah tetap tidak mengubah kebijakannya untuk bergantung kepada Rusia sampai akhirnya dia di bunuh salah seorang pengikut al-Afghani, Mirza Reza Qirmani, pada tahun 1896, menjelang peringatan pada 50 tahun kekuasaannya.
Kedudukan Nasaruddin Syah digantikan oleh Putranya, Muzaffaruddin Syah, Dinasti Qajar semakin lemah. Masa kekuasaannya lebih banyak di warnai oleh perebutan pengaruh antara Inggris dan Rusia, oposisi Rakyat yang semakin kuat, dan utang negara yang bertambah banyak.
Bersambung.....