Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

69 (Enam Puluh Sembilan) Runtuhnya Dinasti Qajar

Jumat, 08 Desember 2023 | Desember 08, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-12-09T15:36:02Z
mercusuar867 -  Dengan kehadiran Majelis Nasional, kehidupan Rakyat sedikit mengalami perubahan. Pers berkembang dengan cepat dan perdagangan berjalan normal kembali. 

Keinginan Syah untuk menambah pinjaman ke Rusia ditolak oleh Majelis Nasional. Ketika itu kehidupan politik menjadi semakin semarak. 

Kondisi itu tiba-tiba berubah sejak Muhammad Ali Syah naik tahta pada tahun 1907. Dia menggantikan ayahnya, Muzaffaruddin, yang meninggal pada tahun yang sama. 

Penguasa yang baru ini tidak saa membenci kehadiran Majelis Nasional yang membatasi Otoritas kekuasaannya, tetapi juga berkeinginan untuk membubarkan. 

Dengan menggunakan kekuatan Militer Brigade Cossack yang dipimpin oleh beberapa jendral dari Rusia, Muhammad Ali mengerang Parlemen, membekukan Majelis Nasional, dan membunuh beberapa orang anggota bh yang radikal. 

Kejadian ini menyebabkan perlawanan rakyat berhadapan Dinasti Qajar semakin meluas. Kekuatan rakyat berhasil merebut kembali kekuasaan pada tahun 1909 dan Majelis Nasional jilid kedua dibentuk dengan salah satu keputusannya adalah berupa petisi yang berisi agar Syah mundur dari kekuasaannya. 

Dengan terpaksa Muhammad Ali setuju dengan petisi tersebut dan dia digantikan oleh putranya, Ahmad, yang berkuasa sampai tahun 1925.

Ahmad adalah penguasa Dinasti Qajar yang terakhir. Di bawah kepemimpinannya Dinasti Qajar tidak mengalami kemajuan yang berarti. 

Sebaliknya, kesatuan dan kedaulatan Dinasti Qajar justru terpecah-pecah akibat berbagai pristiwa waktu itu. Pertama, perjanjian Inggris dan Rusia tahun 1907, yang membagi-bagi wilayah Iran; wilayah utara Iran dibawah pengawasan Rusia, wilayah selatan dibawa pengawasan Inggris, dan wilayah tengah yang sempit sebagai zona netral. 

Perjanjian ini telah menjadikan Dinasti Qajar kehilangan kekuasaan atas negaranya sendiri. Kedua, persaingan antar negara besar selama Perang Dunia I, yang menggunakan Iran sebagai salah satu medan pertempuran. 

Kondisi tersebut menyebabkan Dinasti Qajar semakin terpojok dan perekonomian negara hancur.

Pengaruh Rusia terus mencekram Iran hingga munculnya Revolusi Bolshevik pada tahun 1917, yang mengakhiri kekuasaan Tsar Rusia. Pada tahun 1914, tentara Dinasti Utsmani menerobos masuk Azerbaijan setelah berhasil mengusir tentara Rusia di sana. 

Peristiwa tersebut diikuti oleh tindakan Inggris yang memasuki zona netral di tengah-tengah Iran dan memaksa Syah untuk menandatangani perjanjian yang membebaskan Inggris dari hukum domestik dan memberikan kewenangan untuk mengambil alih yurisdiksi atas daerah yang ditinggalkan Rusia, 

Sementara itu, Jerman berhasil menanamkan pengaruh dikalangan Majelis Nasional dan membangun kekuatan di sekitar Qum. 

Bersambung...., 


×
Berita Terbaru Update