mercusuar867 - Dengan berakhirnya perang Dunia I, Dinasti Qajar menghadapi masalah Nasional berupa kelangkaan pangan, harga bahan pokok makanan yang tinggi, menguatnya kepemimpinan suku lokal, dan melemahnya kekuasaan pusat.
Dalam kondisi tersebut Inggris yang secara de facto menguasai hampir seluruh wilayah Iran dengan mudah memperkokoh pengaruhnya atas Dinasti Qajar.
Selain itu, Amerika Serikat pun mulai menanamkan pengaruhnya di Iran dengan menguasai finansial, minyak, tranportasi, dan militer.
Kondisi Dinasti Qajar yang semakin lemah memberikan jalan bagi sayap militer di bawah panji Brigade Cossack untuk tampil ke arena politik.
Dibawah kepemimpinan Reza Shah, seorang militer karier, mereka melakukan persiapan untuk mengambil alih kekuasaan.
Dengan menggalang aliansi bersama kabinet Ziauddin dan Qawam as-Sultanah, posisi Reza Shah semakin kuat dengan dukungan militer yang terdidik dan terlatih secara modern.
Diapun berhasil mengontrol hampir seluruh birokrasi pemerintahan.
Pada tahun 1923 Reza Syah memaksa penguasa Dinasti Qajar untuk berlibur ke Eropa dan pada saat yang bersamaan dia mengkonsolidasikan kekuasaannya serta menyingkirkan rival politiknya dari pusat kekuasaan.
Pada tahun 1925 Reza Syah memecat Raja Akhmad sebagai penguasa terakhir Dinasti Qajar. Dia kemudian memproklamirkan berdirinya Dinasti Pahlevi dan bertindak sebagai penguasa pertama.
Meskipun memiliki banyak kelemahan, tetapi Dinasti Qajar telah memainkan peran penting dalam mengenalkan modernisasi, baik bidang pendidikan, politik, Ekonomi, maupun Militer.
Program ini di kemudian hari memberikan kontribusi yang besar bagi terbentuknya negara Iran Modern.